
Sangatta, Liputan Kutim.com – ketua Adat Desa Swarga Bara Juriansyah mendirikan lamin adat Kutai di kawasan Desa Swarga Bara, jalan Telaga Batu Arang mencuri perhatian dan rasa penasaran Sultan Kutai Kartanegara, Ing Martadipura Pangeran Drs.Adji Mohammad Arifin, Msi, Yang menginjakan kakinya di Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur untuk meresmikan lamin adat tertinggi tersebut.pada Rabu (07/04/21)

Dalam Acara peresmian Rumah adat Kutai “LAMIN “, Sultan Kutai Kartanegara, Ing Martadipura adalah Aji Pangeran Praboe Anoem Soerya Adiningrat” menyampaikan dalam sambutanya sudah seharusnya nilai-nilai hukum adat istiadat senantiasa tertanam dalam sendi-sendi keseharian. “Jadikanlah lamin ini sebagai wadah silaturahmi tak hanya suku Kutai saja akan tetapi suku-suku lainnya agar senantiasa memperkokoh persatuan dan kesatuan di tanah Kutim ini. Mari kita ramaikan agenda-agenda seni, budaya diatas lamin yang telah diperjuangkan,” tutup sultan
ketua adat desa Swarga Bara Juriansyah, didampingi Ismail Ad dan pengurus adat lainya mengucapkan rasa bersyukur karena apa yang di cita-citakan warga Kutai di Kabupaten Kutai Timur ini dapat benar-benar terealisasikan melalui pendirian pembangunan lamin adat-nya. “ Bahkan Sultan Sultan Kutai Kartanegara, Ing Martadipura mengakui berdirinya lamin masuk dalam catatannya sebagai lamin adat tertinggi,” tutur ismail
Ismail Ad” Juga maengungkapkan rumah lamin adat merupakan swadaya dari Ketua Adat Desa Swarga Bara Juriansyah, “Harapanya prosesi adat ini, Pentingnya menjaga pelestarian tradisi adat bangsa. Ia meminta terus dilaksanakan setiap tahun guna memperkuat kebersamaan masyarakat.
“Saya harap kegiatan ini bisa terus memperkuat ikatan kebersamaan, memperkuat persatuan, dan persaudaraan,” ujar Ismail Ad

Puncak acara akhirnya dimeriahkan tradisi Beseprah atau makan bersama di peresmian rumah adat lamin Disangatta . Seluruh pejabat daerah dan tokoh masyarakat mengikuti tradisi Beseprah di atas kain putih dibentangkan sepanjang lesehan Rumah Adat lamin
Beseprah dulunya merupakan tradisi makan bersama biasa dilakukan masyarakat Kutai zaman dulu. Suatu acara makan bersama yang menyimpan filosofi keakraban dan kebersamaan di antara sesama.(IVN/Liku1/*)